KKN UNS Kembangkan Inovasi Pangan Berkelanjutan: Optimalisasi Nasi Sisa Jadi Produk Bernilai Jual Bersama Pelaku UMKM Desa Ngargorejo

Boyolali – Pada 20 Juli 2025, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) menginisiasi program “Inovasi Pangan Berkelanjutan: Optimalisasi Nasi Sisa Jadi Produk Bernilai Jual” melalui olahan kerupuk ikan nila berbahan dasar nasi sisa di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Program ini memanfaatkan potensi perikanan keramba Waduk Cengklik yang melimpah serta mengolah nasi sisa menjadi kerupuk ikan nila sehingga mampu mengurangi limbah pangan rumah tangga sekaligus meningkatkan nilai ekonomi produk lokal.

Sasaran utama program adalah pelaku UMKM Desa Ngargorejo dengan tujuan membantu mereka mengembangkan produk bernilai jual tinggi dari bahan sederhana dan ramah lingkungan. Latar belakang program ini didasari dua permasalahan utama yaitu tingginya jumlah nasi sisa yang terbuang dan belum optimalnya pemanfaatan ikan nila hasil tangkapan Waduk Cengklik, yang selama ini sebagian besar hanya dipasarkan dalam bentuk segar.

Devi Wulandari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UNS sekaligus penanggung jawab program, menjelaskan, “Kami ingin mengubah masalah menjadi peluang untuk UMKM di Desa Ngargorejo. Nasi sisa yang biasanya dibuang ternyata bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi, apalagi jika dipadukan dengan potensi lokal ikan nila.”

Pelatihan ini mencakup seluruh proses produksi kerupuk, mulai dari pengolahan bahan, penggorengan, hingga pengemasan dengan teknik modern. Selain itu, peserta juga mendapatkan penjelasan mengenai penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) untuk menetapkan harga jual yang tepat, pentingnya identitas produk, serta strategi pemasaran baik secara offline maupun online. Kerupuk yang dihasilkan memiliki tekstur renyah, cita rasa khas ikan nila, dan daya simpan lama meski tanpa bahan pengawet.

Dukungan juga datang dari pemerintah desa. “Pemanfaatan nasi sisa dan ikan nila menjadi kerupuk ini sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Selama ini, pemanfaatan nasi sisa dan ikan nila untuk dijadikan kerupuk belum pernah ada di Ngargorejo. Kebetulan UMKM yang dilatih melibatkan pedagang waduk dan kelompok wanita tani sehingga produk ini berpotensi menjadi produk unggulan Waduk Cengklik. Ikan nilanya tersedia, dan nasi sisa pun banyak dimiliki ibu-ibu sehingga bisa dimanfaatkan agar tidak terbuang,” ujar Ibu Mulyanti, S. S., selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Ngargorejo.

Program ini menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta poin ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Inisiatif ini mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, membuka lapangan kerja produktif di desa, serta mengurangi limbah pangan melalui pemanfaatan sumber daya secara bijak.

Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka dalam setiap sesi, mulai dari bertanya, mencoba teknik baru, hingga merencanakan produksi skala kecil untuk uji pasar. Kepala Desa Ngargorejo menyambut positif program ini sebagai langkah konkret pengembangan ekonomi desa, dan memberikan dukungan penuh melalui penyediaan fasilitas serta koordinasi dengan pelaku UMKM setempat.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *